Senin, 24 September 2012

Penyakit masyarakat Islam

Penyakit di Masyarakat Islam karena tidak mengikuti Pola hidup Nabi Muhammad S.A.W dan juga tanggung jawab dokter di Indonesia


Penyakit di masyarakat Islam indonesia mengalami berbagai perkembangan bertambah tinggi angka yang sakit , Para muslim di Indonesia sekarang mulai banyak mengeluhkan biaya pengobatan yang tinggi tetapi mereka tidak mengeluhkan ketidaktahuan mereka bagaimana mencegah penyakit yang sudah diberikan Rasul Muhammad S.A.W . Saya maklumin karena guru – guru agama mereka tidak bisa menjelaskan secara rinci bagaimana menjaga kesehatan menurut Nabinya, mungkin karena tidak ada waktu dikarenakan banyak bidang yang lebih penting yang dibahas dalam pondok – pondok ,apalagi di Indonesia bisa di hitung dengan jari berapa banyak kegengsian dokter muslim di Indonesia untuk membantu menyehatkan masyarakat dengan menganjurkan Pola hidup sehat Nabi Muhammad S.A.W dengan berbagai alasan tidak bisanya seperti kesibukan , semua manusia mempunyai kesibukan tetapi para dokter haruslah membuka cakrawala baru dalam otak – otak modern mereka terhadap pola Hidup sehat Nabi Muhammad S.A.W yang tidak perlu disangkal lagi mempunyai khasiat lebih baik dalam pencegahan dan pengobatan penyakit apapun. Masyarakat di Indonesia dengan mayoritas muslim membutuhkan para dokter – dokter yang mempunyai jiwa Islami bukan hanya ktp aja tetapi dalam mengobati tidak membawa pesan Rasul ke ummatnya dalam menjaga kesehatan. Belajar , belajarlah tentang Islam dan kesehatan bagi para dokter Islam biarpun itu specialis apapun agar yang mengaku sebagai orang Islam harus membawa misi kesehatan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad S.A.W dan jangan terus diributkan dengan Kemewahan dunia, gemerlap dunia detailer , kesombongan sebagai specialis karena masyarakat yang tidak mampu masih banyak di Indonesia dan mereka membutuhkan suatu pencegahan penyakit yang murah meriah , dan itu ada di ajarkan semua oleh Nabi Muhammad S.A.W .
Kembali kepada penyakit yang disebabkan pola hidup yang salah pada masyarakat Islam. Kehidupan setiap hari tidak terlepas dari yang namanya ancaman penyakit, tetapi bagaimana agar penyakit bisa dicegah dan bisa di jaga setiap waktu agar dalam melakukan aktivitas setiap hari dapat sehat. Masyarakat sekarang memang tidak bisa kita salahkan karena ilmu mereka sangat rendah , apalagi sekarang kuliah semakin mahal dan Insya Allah kedepan semakin banyak orang bodoh di Indonesia karena tingginya biaya kuliah dan hanya orang – orang berduit yang bisa sekolah tinggi. Ke intelektualan memang dibutuhkan tetapi pendalaman mengenai kesehatan juga harus dipelajari , orang tua disibukkan dengan mencari uang istri dan suami dengan alasan biaya yang tidak mencukupi dan akhirnya anak yang menjadi korban , sering sakit karena tidak mendapat perhatian ibunya yang mencari uang, jadinya anak tidak ada orang tua kalau dilihat dan hanya sebagai momok bagi para ibu karena takut tidak bisa makan , padahal Allah telah menjamin makhluknya. Kasus penyakit semakin tinggi karena kebiasaan makan diluar rumah dengan hampir 90 % memakai penyedap rasa dan akhirnya banyak kejadian Penyakit dengan beraneka ragam karena mencari praktisnya saja, andai masyarakat di Indonesia membiasakan membuat makanan di rumah dan jarang makan diluar maka kesehatan lebih terjaga. Banyak pola hidup Nabi Muhammad yang perlu ditiru agar penyakit dapat dicegah , dan bab menjaga kesehatan dengan pola nabi akan dihadirkan dalam bab tersendiri di web ini.

Minggu, 16 September 2012

Khasiat Bekam Bagi Penderita Diabet



Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit/ gangguan metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah (hiperglikemia) yang disebabkan oleh kurangnya produksi atau gangguan kerja (penurunan efektifitas) hormon insulin atau karena kedua-duanya. Penyakit DM dibagi dalam dua jenis. Pertama, DM tipe 1 atau yang disebabkan oleh rusaknya sel β (Beta) pankreas sebagai “pabrik” pembuat insulin. Kedua, DM tipe 2, tipe ini merupakan gangguan yang sifatnya heterogen, pada beberapa kasus akibat gangguan fungsi sel β, namun paling banyak disebabkan oleh gangguan kerja (resistensi) insulin pada sel-sel dalam jaringan tubuh.

Keberadaan penyakit diabetes tidak lepas dari peran zat besi (Fe) dalam darah. Sifat molekul besi yang tidak stabil berpotensi menghasilkan berbagai bentuk radikal bebas yang membahayakan atau merusak sel-sel tubuh. Hasil pengamatan terhadap peningkatan frekuensi penyakit diabetes pada orang-orang yang menderita hemochromatosis menunjukkan bahwa kelebihan (overload) besi dalam tubuh berperan dalam muncetuskan penyakit diabetes. Hemochromatosis adalah suatu kelainan genetik yang mengakibatkan kelebihan besi dalam tubuh. Akan tetapi, apa pun penyebab dari overload besi, baik karena penyakit genetik atau pun bukan, ternyata menyebabkan peningkatan diabetes.
Peran besi dalam menyebabkan penyakit diabetes ditunjukkan oleh dua hal, Pertama: terjadinya peningkatan kejadian diabetes pada orang-orang yang kelebihan besi, apapun penyebabnya. Kedua: adanya perbaikan penyakit diabetes setelah membuang kelebihan besi dengan obat-obatan yang dapat mengikat besi.
Orang-orang yang sering menjalani transfusi darah karena penyakit tertentu, seringkali mengalami overload besi dalam tubuhnya. Pada kelompok ini terdapat peningkatan kejadian diabetes. Walau mekanisme zat besi dapat mempercepat terjadinya diabetes belum diketahui secara pasti, namun dugaan tersebut kemungkinan berhubungan dengan tiga mekanisme kunci, yaitu:
1. Defisiensi (kekurangan insulin)
2. Resistensi insulin (gangguan kerja insulin).
Maksudnya, meskipun insulin terdapat dalam darah dalam jumlah yang cukup, akan tetapi tidak mampu mendorong glukosa dalam darah untuk masuk ke dalam sel-sel tubuh. Akibatnya, kadar glukosa dalam darah tetap tinggi. Sebaliknya, apabila suatu sel sangat berespon tarhadap adanya insulin, maka kondisi ini disebut dengan “sensitif” terhadap insulin (insulin sensitivity).
3. Disfungsi (kerusakan) hati (hepar).
Overload besi dan munculnya radikal bebas akan menyebabkan kerusakan sel β pankreas yang berfungsi menghasilkan hormon insulin. Akibatnya, terjadi penurunan produksi insulin. Karena produksinya berkurang, maka otomatis sekresi (pengeluaran) ke dalam darah juga berkurang.
Adapun mekanisme terjadinya resistensi insulin, diduga terjadi secara langsung atau melalui rusaknya fungsi hepar (hati). Selain itu, adanya pengendapan besi dalam otot akan menurunkan penyerapan glukosa karena terjadi kerusakan pada otot tersebut. Sebaliknya, insulin justru meningkatkan penyerapan besi, sehingga terjadilah lingkaran yang menyebabkan terjadinya resistensi insulin. Selain bertanggung jawab pada terjadinya penyakit diabetes, besi juga bertanggung jawab pada timbulnya berbagai komplikasi penyakit diabetes, diantaranya penyakit ginjal dan penyakit kardiovaskuler.
“Keberadaan penyakit diabetes tidak lepas dari peran zat besi (Fe) dalam darah. Sifat molekul besi yang tidak stabil berpotensi menghasilkan berbagai bentuk radikal bebas yang membahayakan atau merusak sel-sel tubuh.”
Penelitian hasil kerjasama dua institusi pendidikan kedokteran di Spanyol, yaitu University Hospital of Girona “ Dr. Josep Trueta” dan University Miguel Hernandez mencoba menilai sensitifitas insulin dan sekresi (pengeluaran) insulin setelah dilakukan pembekaman dengan interval empat bulan pada pasien diabetes tipe 2 yang memiliki kadar serum feritin (besi yang tersimpan dalam sel tubuh) berkadar tinggi, yaitu kadarnya > 200 ng/ mL. Penelitian menitikberatkan untuk melihat pengaruh hijamah (bekam) terhadap control metabolic, sekresi insulin, dan kerja insulin pada pasien diabetes dengan kadar feritin yang tinggi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilihat efek pembuangan besi (iron depletion) terhadap parameter-parameter tersebut.
Pasien dibagi dalam dua kelompok, pertama (grup 1) yang berjumlah 13 pasien, dilakukan pembekaman dengan jangka waktu 2 minggu, setiap kali pembekaman diambil 500 mL darah. Total pembekaman yang dilakukan terhadap grup 1 sebanyak 3 kali. Kedua (grup 2) yang berjumlah 15 pasien adalah kelompok kontrol yang tidak mendapatkan Diterapi pembekaman. Seluruh pasien (grup 1 dan grup 2) tetap mendapatkan terapi seperti biasanya dengan insulin, obat-obat anti-diabetes, dan olah raga selama periode penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa serum feritin, transferin (protein yang berfungsi untuk mengikat atau membawa besi di dalam darah), saturation index, dan kadar hemoglobin turun pada pasien yang mendapatkan terapi hijamah (grup 1). Selain itu, kadar HBA1C juga turun secara bermakna pada pasien grup 1. Didapatkan pula peningkatan sensitivitas insulin pada grup 1 dibandingkan grup 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hijamah dapat berperan sebagai terapi tambahan pada pasien diabetes tipe 2 dengan peningkatan konsentrasi serum feritin.
Penelitian lainnya dari institusi yang sama dengan penelitian sebelumnya, yaitu untuk menguji hipotesis bahwa pembuangan besi yang bersirkulasi dalam darah dengan hijamah akan memperbaiki kerusakan pembuluh darah pada pasien diabetes tipe 2 dan pada pasien dengan peningkatan konsentrasi serum feritin.
Pada penelitian ini, pasien diabetes dengan kadar serum feritin > 200 ng/ mL dibagi dalam 2 kelompok seperti pada penelitian sebelumnya. Reaktivitas pembuluh darah dinilai pada awal penelitian, serta pada 4 dan 12 bulan berikutnya.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pembuangan besi dengan hijamah dapat memperbaiki kerusakan pembuluh darah pada pasien diabetes tipe 2 dengan kadar serum feritin yang tinggi. Perbaikan ini sejalan (paralel) dengan penurunan kadar besi dalam tubuh yang ditandai dengan turunnya kadar serum feritin pada pasien grup 1.
Penjelasan efek hijamah ini menunjukkan bahwa kelebihan besi menyebabkan perubahan dini pada struktur dan fungsi pembuluh darah manusia, yang ditandai dengan hipertrofi (penebalan) dinding pembuluh darah. Hipertofi ini dapat diperbaiki dengan menurunkan kadar besi dalam darah melalui proses hijamah. Dalam penelitian ini, ditemukan adanya peningkatan dilatasi (pelebaran) pembuluh darah setelah kadar besi diturunkan dengan hijamah. Sehingga, pembuangan besi dapat meningkatkan kelenturan (distensibilitas) pembuluh darah.
Penelitian yang hampir sama dengan 2 penelitian di atas juga dilaksanakan institusi lain di Eropa oleh para peneliti dari San Filippo Neri Hospital (Italia), Bambino Gesu Hospital dan Research Institute (Italia) yang berlangsung selama dua tahun.
Penelitian ini bertujuan mengetahui efek hijamah terhadap sekresi dan sensitivitas insulin, parameter-parameter dalam darah, kadar besi dalam hati (liver ion content/ LIC), dan perubahan kerusakan jaringan hati. Subjek Penelitian adalah pasien yang baru saja terdiagnosis diabetes yang memiliki kelainan genetik tertentu yang menyebabkan tingginya kadar besi dalam tubuh.
Hijamah dilakukan setiap dua minggu, masing-masing dengan mengeluarkan darah sebanyak 450 mL. Volume darah dikembalikan ke jumlah semula dengan memberikan larutan fisiologis. Data sebelum dan sesudah dua tahun terapi dengan hijamah diambil untuk dibandingkan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbaikan dalam beberapa parameter metabolisme. Kadar feritin dan besi turun. Parameter lain seperti kadar kolesterol, trigliserida (Lemak), glukosa puasa, kadar enzim-enzim tertentu seperti lactate Dehydrogenase (LDH), aspartate aminotransferase (AST) atau yang lebih dikenal dengan glutamic-oxaloacetate transaminase (SGOT), alanine aminotransferase (ALT) atau yang lebih dikenal dengan glutamic-pyruvate transaminase (SGPT), dan gamma-glutamyltransferase (γ-GT) dimana enzim-enzim ini merupakan penanda terjadinya kerusakan pada hati, juga mengalami perbaikan dengan peningkatan sekresi insulin, peningkatan pengambilan glukosa oleh sel-sel tubuh, dan peningkatan sensitifitas terhadap insulin.
Dari penelitian-penelitian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa terapi hijamah bermanfaat terhadap pasien diabetes mellitus, terutama yang memiliki kadar besi yang tinggi. Penelitian-penelitian ini telah membuka suatu harapan baru di masa mendatang akan meningkatnya penerimaan masyarakat secara umum terhadap bekam serta memberi harapan baru bagi pasien diabetes mellitus.
Oleh: dr. M. Saifudin Hakim (Staf Pengajar Bagian Mikrobiologi, FK UGM, Yogyakarta)
Disarikan dari: Tabloid Bekam Edisi III/2011 Cetak Ulang (Siapa Bilang Diabet Tak Bisa Sembuh?).

Penyakit Ginjal dan Titik Bekam Untuk Menanganinya

Penyakit Ginjal dan Titik Bekam Untuk Menanganinya

Ginjal merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi fital bagi manusia. Gijal merupakan organ ekskresi yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Pada manusia normal, terdapat sepasang ginjal yang terletak dibelakang perut, atau abdomen. Ginjal tersebut terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa.
Pada orang dewasa, setiap ginjal memiliki ukuran 11 cm dan ketebalan 5 cm dengan berat sekitar 150 gram. Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125 cc fitrat glomerular per menitnya. Laju glomerular inilah yang sering dipakai untuk melakukan tes terhdap fungsi ginjal.

Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine.
Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.
Penyebab Gagal Ginjal
Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang di dedrita oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya :
  • Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
  • Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
  • Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)
  • Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
  • Menderita penyakit kanker (cancer)
  • Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease)
  • Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.
Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah: Kehilangan carian banyak yang mendadak (muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan Amiloidosis.
Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana funngsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal dua macam jenis serangan gagal ginjal, akut dan kronik.
Tanda dan Gejala Penyakit Gagal Ginjal
Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami penderita secara akut antara lain: Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah/darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah/Eritrosit, Sel Darah Putih/Lekosit, Bakteri.
Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik antara lain: Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan kurang, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi.
Segera priksakan diri ke dokter apabila menemui gejala-gejala yang mengarah pada kelainan fungsi ginjal. Penanganan yang cepat dan tepat adakn memperkecil resiko terkena penyakit ginjal tersebut.
(Dari berbagai sumber)

Titik Bekam


Pengobatan Ginjal 

 

Dasar Ilmiah Yang Mendasari Pada Terapi Bekam atau Al Hijamah


Beberapa aspek ilmiah tentang modus tindakan Al-Hijamah (Bekam Terapi) sebagai berikut:
Dr Naseer Saleh telah menulis bahwa, Al-Hijamah (bekam terapi) adalah proses untuk mengekstrak toksikosis nitrat pada manusia yang terjadi melalui metabolisme enterohepatik nitrat menjadi amonia, dengan nitrit menjadi menengah. Nitrit mengoksidasi atom besi dalam hemoglobin dari besi ferrous (Fe2 +) untuk besi besi (Fe3 +).
Seorang Dokter Mesir Dr Sahbaa telah menulis bahwa diberikannya Bekam ditandai perbaikan pada kondisi klinis pasien terutama skala analog visual dari rasa sakit, secara signifikan mengurangi tanda laboratorium aktivitas penyakit dan kondisi selular memodulasi kekebalan tubuh terutama respon imun bawaan% sel NK dan respon imun selular adaptif SIL-2R. 

Dr Katase dari Osaka University menyatakan bahwa Hijama (bekam) mempengaruhi komposisi darah karena meningkatkan sel darah merah dan putih dan perubahan darah asam ke dalam darah basa atau netral, sehingga penyucian. Hal ini juga membersihkan tubuh iritasi akumulasi yang menyebabkan peradangan. 
Dalam British Medical Journal, 23 Februari 1924 P; 352, Dr Robert J. Simon (Prancis) telah menyimpulkan bahwa bekam layak tempat di terapi modern yang berdasarkan alasan berikut: 
Setelah melakukan bekam, kita amati bahwa pewarnaan perubahan kulit dari merah muda menjadi merah gelap yang jelas, karena ekstravasasi darah dari kapiler ke dalam daging. Ini darah jatuh ke dalam jaringan dalam pembusukan, yang butiran merah pecah dan mengatur gratis antitoxins yang menghamili mereka. Selain itu, kita amati polynucleosis yang luas, yang memungkinkan pasien untuk melawan patogen infeksius. Dalam operasi, bekam digunakan dalam pengobatan abses dalam, bisul, dan antraks setelah sayatan. Ini menarik masalah itu, hampir tanpa rasa sakit, dan memungkinkan penyembuhan luka cepat. 
Dalam Journal Internet Pengobatan Alternatif. 2007. Volume 4 Nomor 1, dinyatakan: Pada tingkat biologis, mirip dengan akupresur dan akupuntur, terapi dengan bekam bekerja merangsang atau mengaktifkan (1) sistem kekebalan tubuh, (2) enkephalin sekresi; (3) neurotransmitter rilis; (4) vasokonstriksi dan vasodilatasi, dan (5) gerbang untuk nyeri dalam SSP yang menafsirkan sensasi nyeri (NIH Konsensus Panel Pembangunan, 1998). Terakhir, diyakini bahwa stimulasi titik-titik bekam dapat menyebabkan nyeri gerbang kewalahan oleh meningkatnya frekuensi impuls, akhirnya mengarah ke penutupan gerbang dan karenanya penurunan nyeri (Oumeish, 1998; juga Cad, 1998). 
Dalam American Journal of Chinese Medicine, Vol. 36, No 1, p 42, telah ditulis bahwa mekanisme bekam basah didominasi oleh pengaruh dalam fungsi sistem syaraf, hematologi, dan kekebalan tubuh.
Dalam sistem saraf, efek utama adalah kemungkinan regulasi neurotransmiter dan hormon seperti serotonin (platelet), dopamin, endorfin, CGRP (Calcitoni-Gene Related Peptide) dan asetilkolin. Selain itu, tampaknya bahwa bekam basah memiliki efek pada muatan negatif dari sel-sel saraf. 
Dalam sistem hematologi, efek utama adalah melalui dua jalur kemungkinan:
(a) pengaturan koagulasi dan anti-koagulasi sistem (misalnya, penurunan tingkat unsur hematologi seperti fibrinogen), dan 
(b) penurunan HCT (Hematokrit ), diikuti dengan peningkatan aliran darah dan oksigenasi di organ akhir. Dalam sistem kekebalan tubuh, efek utama adalah kemungkinan melalui tiga jalur: 
(A) Iritasi dari sistem kekebalan tubuh dengan memproduksi peradangan buatan lokal, diikuti oleh aktivasi sistem saling melengkapi dan meningkatkan tingkat produk kekebalan tubuh seperti interferon dan TNF (Tumor Faktor Necrotizing); 
(B) Efek pada timus; 
(C) Pengendalian lalu lintas getah bening dan peningkatan aliran getah bening dalam pembuluh getah bening. Sekarang mari kita menghidupkan kembali Sunnah Nabi yang terlupakan Terkasih kami dan mendapatkan berkah Allah di dunia dan akhirat. 

MANDI AIR HANGAT SEBELUM BERBEKAM

Anjuran Mandi Air Hangat Sebelum dan Setelah Membekam

Anjuran sebelum Membekam diantaranya adalah:
  1. KOSONGKAN PERUT SEKITAR 2 – 5 JAM.
  2. TIDAK BOLEH TERLALU LAPAR/KENYANG.
  3. PERBANYAK MINUM, TERUTAMA MANIS DAN HANGAT, MISAL MINUM MADU ATAU SUSU, KECUALI ADA PANTANGAN KARENA ADA PENYAKIT TERTENTU SEPERTI DIABETES.
  4. TIDAK BOLEH TERLALU LELAH/CAPAI.
  5. SEBAIKNYA DIHINDARI PEMBEKAMAN LANGSUNG SESUDAH MANDI AIR DINGIN
  6. DIANJURKAN SEBELUM BEKAM MANDI AIR HANGAT
  7. LEBIH BAIK JIKA SEHARI SEBELUMNYA TIDAK BERHUBUNGAN SUAMI-ISTRI.
  8. MENYAMPAIKAN SEMUA KELUHAN ATAU SAKIT YANG DIRASAKAN AGAR HAJJAM (PENGHIJAMAH) DAPAT MENENTUKAN DENGAN TEPAT JENIS PENYAKITNYA. LEBIH BAIK LAGI KALAU ADA CATATAN MEDIS DARI DOKTER/ PUSKESMAS/RUMAH SAKIT.
  9. BERNIAT MENGAMALKAN SUNNAH NABI.
Dan setelah membekam dianjurkan:
  1. MINUM AIR MANIS, KECUALI BAGI YANG TERKENA DIABETES, LEBIH BAIK LAGI MERUPAKAN CAMPURAN AIR PUTIH, MADU, SUSU DAN HABBATUS SAUDA’.
  2. DIANJURKAN MANDI AIR HANGAT.
  3. BOLEH MAKAN KURANG LEBIH 1 JAM SESUDAH BEKAM, DENGAN MENGHINDARI MAKANAN DINGIN, ASIN, PEDAS DAN ASAM, BOLEH MAKAN MAKANAN KECIL/SEDIKIT.
  4. JANGAN LANGSUNG BEKERJA KERAS.
  5. ISTIRAHAT SECUKUPNYA, LEBIH BAIK LAGI TIDUR.
  6. MENGHINDARI BERJIMA’ SEHARI SETELAH DIBEKAM.
  7. MENGKONSUMSI HERBAL UNTUK KESEHATAN.
Kenapa? Kenapa setelah dan sebelum membekam pasien dianjurkan mandi air hangat. Berikut ini saya berikan kenapa mandi air hangat sangat dianjurkan sebelum dan setelah proses pembekaman. Diantaranya:
1. MEMBERSIHKAN BADAN
Air hangat lebih ampuh mengangkat kelebihan minyak dan kotoran yang menempel di permukaan kulit. Tidak hanya terasa lebih segar, kulit juga akan menjadi leih sehat ketika permukaannya bersih dari minyak dan kotoran.

2. MELANCARKAN PEREDARAN DARAH
Saat berendam di air hangat, peredaran darah di akan menjadi lebih lancar. Tidak hanya akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, peredaran darah yang lancar juga menstabilkan pengaturan suhu tubuh sehingga tidak mudah masuk angin.


3. MEMBUKA PORI-PORI KULIT
Air hangat akan membuka pori-pori kulit. Dikarenakan proses yang alamiah terjadi pada kulit ketika berada dalam temperatur yang di atas normal akan membuka pori-pori, dimana proses oksidasi (penyerapan oksigen) akan terjadi.

4. MENGHINDARI KULIT KERING

Kamis, 31 Mei 2012

SEHAT ALA NABI

Tips Hidup Sehat Ala Nabi (Sudah Dibuktikan Ilmu Kodekteran Modern)
Ilustrasi
– MODERNISASI memang memberikan banyak kemudahan dalam urusan kehidupan manusia. Semua menjadi serba lebih cepat, lebih praktis, dan tentu lebih efisien. Tetapi modernisasi tetap bukan sesuatu yang tanpa kelemahan.
Modernisasi dalam beberapa hal justru telah membuat kewalahan, lebih tepatnya tidak mampu menangani masalah yang lebih esensial. Di antaranya masalah kesehatan, baik itu kesehatan jasmani ataupun kesehatan ruhani.
Walaupun teori kesehatan kian berkembang dan terus berusaha menemukan solusi agar penyakit jauh dari kehidupan manusia, faktanya kian hari orang kian mudah terkena penyakit. Bukan sekedar penyakit jasmani tetapi ruhani sekaligus.
Lihat saja di sekitar kita, setiap hari selalu saja ada orang yang mengeluh kena sariawan, perut kembung, sesak nafas, pinggang encok, dan lain sebagainya. Bahkan penyakit yang dulu hanya diderita orang-orang tertentu; kencing manis, ginjal, sakit jantung, keracunan makanan, kini sudah mengakrabi hampir seluruh lapisan masyarakat dengan berbagai usia. 
Artinya semakin modern, ternyata masalah juga tidak sedikit. Penyakit kian banyak dan kian ganas menyerang siapa saja.
Atas fakta ini, seorang ilmuwan kontemporer, Fritjof Capra mengaku heran dengan era sekarang ini (modernisasi).
Melalui bukunya, “Titik Balik Peradaban” ia mengemukakan, dunia sekarang ini sungguh sangat aneh, para ahli yang seharusnya mahir dan memahami bidang kajian mereka justru sekarang juga tidak lagi mampu menyelesaikan masalah-masalah mendesak yang muncul dalam bidang yang menjadi perhatian mereka.
Ekonom gagal memahami inflasi; onkolog sama sekali bingung tentang penyebab-penyebab kanker; psikiater dikacaukan oleh schizophrenia; demikian juga polisi tidak berdaya menghadapi kejahatan yang terus meningkat. 
Khusus problem kesehatan, lebih jauh Capra menuliskan bahwa manusia modern terancam oleh polusi air dan makanan. Kedua jenis konsumsi manusia ini telah tercemar oleh berbagai macam bahan kimia beracun.
Menurutnya, di Amerika Serikat, bahan-bahan tambahan makanan sintetis, pestisida, plastik, dan bahan-bahan kimia yang beredar di pasar-pasar diperkirakan mencapai seribu macam senyawa kimia baru setiap tahunnya. Artinya racun kimia telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia.
Jadi, tidak mengherankan, mengapa orang di era modern ini cukup rentan terserang penyakit. Tidak saja mereka yang sudah tua, yang muda pun dalam situasi siaga bahkan anak-anak pun terbilang harus ekstra dijaga.
Penyakit mengancam tiap saat 
Mengapa penyakit menjadi begitu dekat dengan manusia dan mengancam setiap saat? 
Ada banyak faktor yang memicu terjadinya hal tersebut. Mulai dari cara pandang pragmatis para pengusaha makanan, pola hidup serba instan di masyarakat, sampai pada tahap dimana orang sudah mulai kurang peduli dengan syari’at agama dalam hal makanan.
Baru-baru ini (11/08/2011) Pusat Data Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PDPERSI) melaporkan bahwa, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merilis, sebanyak 1.416 item makanan olahan yang beredar di pasaran tidak memenuhi persyaratan. Ironisnya, total produk tersebut mencapai sekitar 73.293 kemasan. 
Dari sisi pola makan, masyarakat juga sudah banyak yang menerapkan pola makan tidak sehat. Seperti makan tanpa diawali dan diakhiri dengan doa, bahkan sambil berjalan, selain itu juga masih banyak yang tidak membiasakan cuci tangan.
Dunia medis modern mengatakan bahwa, cara makan yang baik ialah dengan cara duduk dan tenang. Hal itu memungkinkan tubuh mengarahkan energi menuju proses makanan yang sedang dicerna. Enzim pencernaan juga akan bekerja dalam kondisi menyenangkan. 
Untuk lebih sempurnanya proses pencernaan, hendaklah disisihkan waktu setidaknya sepuluh menit untuk makan dalam suasana rileks. Sambil kita terus-menerus memperbanyak dzikir, betapa nikmat Allah begitu besar pada diri kita. Ditinjau dari sisi adab, makan dengan cara duduk dan tidak terburu-buru menunjukkan satu akhlak yang baik. 
Padahal Rasulullah saw telah memberikan contoh 14 abad lalu, sebelum dunia kedokteran merilis bahwa makan harus duduk, tenang dan tidak terburu-buru. Islam bahkan mengajarkan untuk memulakan dengan do’a. Demikian pula dalam hal kebersihan.
Makan Ala Nabi 
Untuk menjaga kesehatan atau terhindar dari penyakit, makanan memang faktor paling kasat mata yang harus diperhatikan. Namun yang sangat menentukan selain jenis makanan itu sendiri, cara makan pun sangat perlu untuk diperhatikan.
Oleh karena itu nabi pun punya tips bagaimana kegiatan makan yang merupakan kebutuhan pokok manusia itu betul-betul optimal mendatangkan kesehatan dan tidak mendatangkan dampak negatif.
1. Pastikan makanan yang didapatkan adalah halal dan baik serta tidak mengandung unsur-unsur yang haram. 
وَكُلُواْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّهُ حَلاَلاً طَيِّباً وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِيَ أَنتُم بِهِ مُؤْمِنُونَ
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (QS: Al Maidah: 88). 
Jangan lupa untuk selalu meniatkan makan dan minum untuk menguatkan badan, agar dapat melakukan ibadah, dan hal-hal lain yang berguna agar dapat menjadi insan yang muttaqin. 
2. Kaum Muslim hanya makan sesudah lapar dan berhenti sebelum kenyang. 
Dunia modern dikejutkan dengan satu ‘penyakit’ baru, yakni obesitas. Kelebihan berat badan jika dibiarkan akan mengundang lebih banyak penyakit. Dan, obesitas ini tentu mulanya walaupun tidak semua, sering bermula dari kebiasaan makan secara berlebihan. Oleh karena itu makanlah secukupnya dan jangan berlebihan. 
3. Mencuci kedua tangan sebelum makan
Jika dalam keadaan kotor atau ketika belum yakin dengan kebersihannya.“Apabila Rasululllah Sholallahu Alaihi Wassalam hendak tidur sedangkan Beliau dalam keadaan junub, maka beliau berwudhu terlebih dahulu dan apabila hendak makan, beliau mencuci kedua tangannya terlebih dahulu.” (HR. Ahmad)
Sehat Ala Nabi 
Dalam pandangan Islam, kesehatan bukan saja jasmani, tetapi juga ruhani. Untuk apa sehat badan kalau imannya kropos? Tentu sangat baik jika badan kuat iman juga sehat.
Makanan bukan satu-satunya penyebab munculnya berbagai macam penyakit. Meskipun umumnya beragam penyakit jasmani banyak ditimbulkan oleh makanan.
Satu hal yang tidak kalah penting terbukti efektif dalam meminimalisir mudahnya penyakit menyerang kita adalah keyakinan dan kemauan yang kuat untuk menerapkan syariat agama yang telah dicontohkan oleh nabi kita. 
Meskipun kita telah mengonsumsi makanan penuh gizi, olahraga teratur, tetapi mental kita bermasalah, sering marah, suka ngomel, dan paling senang mendengki orang lain. Dapat dipastikan kita akan jauh dari kehidupan yang bahagia, sehingga rentan terhadap berbagai macam penyakit (biasanya darah tinggi), utamanya penyakit ruhani yang pada akhirnya akan berdampak signifikan terhadap kesehatan jasmani. 
Islam sebagai ajaran yang bersifat tauhidi, tidak pernah memberatkan satu aspek lalu mengabaikan aspek yang lain. Seorang dikatakan sehat dalam perspektif Islam tidak semata bugar raganya, namun juga prima imannya, baik perangainya dan mulia akhlaknya. 
Bagaimana agar kita bisa sehat jiwa raga?
Berikut langkah-langkahnya; 
Pertama, bangun sebelum shubuh atau dini hari untuk qiyamul lail. Bagi anda yang pelajar/mahasiswa anda bisa menulis di waktu yang hening itu. Lebih afdhal juga jika anda bangun sholat dan berdoa. Sebab doa pada waktu malam kemungkinan terkabulkannya cukup besar. Dan, lakukanlah sholat Shubuh secara berjama’ah di masjid. 
Jika rumah anda terbilang agak jauh dari masjid, kondisi tersebut sungguh sangat menguntungkan. Anda bisa jalan kaki ke masjid. Jadi, selain mendapat pahala yang jauh lebih besar, anda juga bisa sekaligus berolahraga sambil menikmati sejuknya udara di pagi hari.
Jika anda rutin melakukannya, jalan kaki akan menjadikan peredaran darah lebih teratur, dan darah akan sampai dalam jumlah yang besar ke pembuluh-pembuluh darah yang ada di seluruh tubuh, sehingga dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan banyak keletihan yang disebabkan oleh kurangnya suplai darah di seluruh sudut tubuh pada beberapa penyakit.
Kedua, sebisa mungkin jangan mudah emosi atau mudah marah. Rasullullah saw, memperingatkan kita, “Jangan marah, jangan marah, jangan marah.” Ini menunujukkan bahwa hakikat kesehatan dan kekuatan Muslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka, tetapi lebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa.
Jika anda termasuk tipe orang yang suka marah, atau mudah terpancing emosi lalu marah, Rasulullah saw memberikan tips berikut ini;
1.    Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka duduk, dan bila duduk maka berbaring
2.    Membaca ta ‘awwudz, karena marah itu dari syaithan
3.    Segeralah berwudhu dan lakukanlah sholat dua rakaat untuk meraih ketenangan dan menghilangkan kegundahan hati
Ketiga, jangan mendengki saudara Muslim yang lainnya. Gembira jika saudaranya tertimpa musibah dan bersedih jika suadaranya mendapat berkah merupakan sikap yang tercela dan bisa menghanguskan pahala kebaikan kita sendiri.
“Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu.” (HR. Abu Dawud) 
Keempat, senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kesehatan. Rasulullah saw berwasiat kepada kita, “Mohonlah kepada Allah keselamatan dan afiat. Sesungguhnya tiada sesuatu pemberian Allah sesudah keyakinan (iman) lebih baik dari pada sehat afiat.” (HR Ibnu Majah). 
Kelima, perbanyaklah puasa.
Suatu kali, penulis bertemu dengan seorang pengurus masjid di kawasan Grogol Jakarta Barat. Usianya sudah lebih dari 70 tahun, tetapi fisiknya masih kuat. Dia mampu membersihkan masjid dan naik turun tangga setiap hari.
Tatkala ditanya, apa rahasianya, jawabannya cukup singkat, “Kosongkan perutmu dua kali seminggu dan perbanyaklah minum air disertai doa. Mesin saja kalau tidak diservice bisa rusak,” begitu jawabnya sederhana. Subhanallah.
Benar, puasa dan doa adalah salah satu cara menservice fisik manusia supaya tetap bugar. Nabi pernah berpesan, dalam amalan puasa, terkandung banyak manfaat kesehatan. ”Puasalah kamu niscaya kamu akan sehat selalu.”
Dengan memperhatikan dan berupaya menerapkan cara hidup nabi dalam kesehariannya, Insya Allah bukan saja fisik kita akan sehat, jiwa kita pun akan selalu terawat.
Jadi, mari kita mulai meneladani hidup nabi sekarang juga. Wallahu a’lam.*

Rabu, 14 Maret 2012

BEKAM UNTUK PENGOBATAN STROKE

BEKAM UNTUK PENGOBATAN STROKE
By. Dr. Wadda A. Umar
Langkah langkah melakukan bekam pada pasien stroke:
1. Tentukan terlebih dulu, apakah strokenya termasuk tipe perdarahan (stroke hemorragik) atau tipe sumbatan (Stroke iskemik).

2.
Bila termasuk tipe sumbatan; maka ditunggu dulu minimal 24 jam setelah kejadian stroke, sampai kondisi tubuh pasien stabil, baru boleh dibekam. Saat ini pengobatan medis tetap dilakukan.
3. Bila termasuk tipe perdarahan, maka ditunggu dulu minimal 7 hari setelah kejadian stroke, sampai kondisi tubuh pasien stabil, baru boleh dibekam. Saat ini pasien memerlukan pengobatan dan Rawat Inap di Rumah Sakit, sehingga pengobatan medis tidak boleh ditinggalkan.
4. Tentukan apakah strokenya tipe flasid (lemes, defisiensi), atau tipe spastik (kaku, tense). Bekamlah sesuai tipenya.
5. Untuk fase rehabilitatif, atau beberapa minggu setelah pasien stabil, bekam bisa dilakukan untuk pemulihan fungsi tubuh, dan dilakukan juga program fisioterapi dan rehabilitasi medik.
6. Bila pasien termasuk tipe stroke perdarahan;
a. Pilihlah titik umum dan titik utama terlebih dahulu (pilih salah satu, bergantian).
• Titik Ummu Mughits.
• Titik Akhda’aini.
• Titik Qomahduwah.
• Titik Kahil.
• Titik Yafukh,
• Titik Hundred Meetings.
b. Ambil titik lengan.
• Titik tulang siku
• Titik otot lengan
• Titik tulang bahu
c. Ambil titik tungkai.
• Titik San Yin Ciao,
• Titik Hati,
• Titik Cu San Lie.
• Titik The Great Stream
d. Ambil titik tambahan
1) bila tipe flasid titiknya.
• titik life gate (pintu kehidupan).
• Titik utama ginjal (associated point for kidney).
2) Bila tipe spastik titiknya
• Titik The wind residence (rumah angin).
• Titik Wind pond (kolam angin).
• Titik Much abundant (berlimpah limpah).
e. Ambil titik simptomatis sesuai keluhan pasien.
7. Pada pasien dengan stroke sumbatan,
a. Ambil titik umum atau titik utama dulu.
• Titik Ummu Mughits.
• Titik Kahil.
b. Ambil titik simptomatis atau rehabilitatif sesuai keadaan pasien.
1) Titik bekam motorik atau sensorik sesuai keadaan pasien.
2) Daerah bahu-lengan atas.
• Titik shoulder born (tulang bahu) pertama,
• Titik shoulder born (tulang bahu) kedua.
• Bekam seluncur dari titik tulang bahu (shoulder born)} pertama, menuju ke titik tulang bahu (shoulder born) kedua.
3) Daerah lengan atas-siku
• Titik tulang siku (elbow bone),
• Titik San li,
• Titik tulang siku (elbow bone), San li.
• Titik Small sea,
• Bekam seluncur dari Titik tulang siku (elbow bone), Small sea.
4) Daerah lengan bawah-pergelangan tangan.
• Titik outer gate (pintu luar),
• Titik inner gate (pintu dalam),
5) Titik bekam tambahan untuk lengan atas-lengan bawah
• Titik Large born (titik tulang besar),
• Titik the branch ditch (Selokan bercabang),
• Bekam seluncur dari Titik gathering of the ancestors (pertemuan para leluhur), ke Titik Sang yang luo,
6) Titik untuk tungkai.
• Titik Cu San Lie.
• Titik Upper great space (titik ruang besar atas).
• Titik Yang ling cuen (titik mata air di bukit yang),
• Titik spring in the yin mound (titik mata air di bukit yin).
• Titik suspended bell (titik lonceng gantung),
• Bekam seluncur dari Titik san yin ciao (titik pertemuan tiga yin). Ke Titik welling bone (timbunan tulang),
• Titik jumping circle (titik lompatan berputar),
• Titik fung se.
• Titik the hidden rabbit (titik kelinci yang tersembunyi)
• Titik The release stream,
• Titik Pusat Ginjal (associated point for the kidney).
• Titik joyful cry (tangisan gembira),
• Titik supporting the mountain (penyokong gunung),
• Titik kun lun,
7) Titik untuk kelumpuhan wajah (perot).
• Titik earth granary (gudang bawah tanah).
• Titik rahang bawah.
• Titik the lower gate.
• Titik Ying siang.
• Titik Yang Pi,
8) Untuk memperbaiki kemampuan bicara (aphasia).
• Titik Upper Star.
• Titik pusat praksia.
• Titik pusat bicara,
8. lalukan bekam dengan bergantian titiknya
disusun oleh dr.Wadda A.Umar

Jumat, 03 Februari 2012

Penyakit Disembuhkan Allah SWT?

Dekati Allah dengan Bersedekah

Salah satu penyebab utama banyaknya penyakit adalah merebaknya kemaksiatan yang dilakukan dengan terang-terangan tanpa malu. Kemaksiatan yang menyebar di tengah masyarakat dapat membinasakan mereka. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri”. (QS. asy-Syura: 30).

Di antara hikmah penyakit yang diderita seorang hamba adalah sebagai ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadanya. Dunia merupakan tempat berseminya berbagai musibah, kesedihan, kepedihan, dan penyakit.

Ketika saya melihat orang sakit bergulat dengan rasa sakitnya dan menyaksikan orang yang membutuhkan pertolongan dengan menahan rasa perihnya, mereka telah melakukan berbagai macam ikhtiar namun mereka melewatkan sebab penyembuhan yang hakikatnya dari Allah ‘Azza wa Jalla, maka saya tergerak menulis risalah ini untuk semua orang yang sedang sakit, agar rasa duka dan sedihnya lenyap, dan penyakitnya dapat terobati (insya Allah).

Wahai anda yang sedang sakit menahan lara, yang sedang gelisah menanggung duka, yang tertimpa musibah dan bala, semoga keselamatan selalu tercurah kepadamu, sebanyak kesedihan yang menimpamu, sebanyak duka nestapa yang kau rasakan.

Penyakitmu telah memutuskan hubunganmu dengan manusia, menggantikan kesehatanmu dengan penderitaan. Orang lain mampu tertawa sedang engkau menangis. Sakitmu tidak kunjung reda, tidurmu tidak nyenyak, engkau berharap kesembuhan walau harus membayar dengan semua yang engkau punya.

Saudaraku yang sedang sakit! Saya tidak ingin memperparah lukamu, namun saya akan memberimu obat mujarab dan membuatmu terlepas dari derita yang menahun. Obat ini didapat dari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah”. (HR. Abu Dawud, dihasankan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami’).

Benar saudaraku, obatnya adalah sedekah dengan niat mencari kesembuhan. Mungkin engkau telah banyak sedekah, namun tidak engkau niatkan agar Allah Ta’ala menyembuhkanmu dari penyakit. Cobalah sekarang dan hendaknya engkau yakin bahwasanya Allah Ta’ala akan menyembuhkanmu. Berilah makan orang fakir, atau tanggunglah beban anak yatim, atau wakafkanlah hartamu, atau keluarkanlah sedekah jariahmu. Sungguh sedekah dapat menghilangkan penyakit dan kesulitan, musibah atau cobaan. Mereka yang diberi taufik oleh Allah Ta’ala telah mencoba resep ini. Akhirnya mereka mendapatkan obat ruhiyah yang lebih mujarab daripada obat jasmani. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengobati dengan obat ruhiyah sekaligus obat ilahiyah.

Para salafush shalih juga mengeluarkan sedekah yang sepadan dengan penyakit dan musibah yang menimpa mereka. Mereka mengeluarkan harta mereka yang paling mereka cintai. Jangan kikir untuk dirimu sendiri, jika engkau memang memiliki harta dan kemudahan. Inilah kesempatannya telah datang!

* Dikisahkan bahwa Abdullah bin Mubarak pernah ditanya oleh seorang laki-laki tentang penyakit yang menimpa lututnya semenjak tujuh tahun. Ia telah mengobati lututnya dengan berbagai macam obat. Ia telah bertanya kepada para dokter, namun tidak menghasilkan apa-apa. Ibnu al-Mubarak pun berkata kepadanya, “Pergi dan galilah sumur, karena manusia sedang membutuhkan air. Saya berharap akan ada mata air dalam sumur yang engkau gali dan dapat menyembuhkan sakit di lututmu. Laki-laki itu lalu menggali sumur dan ia pun sembuh”. (Kisah ini terdapat dalam “Shahih at-Targhib”).

* Kisah lain, orang yang mengalami peristiwa ini menceritakan kepadaku, “Anak perempuan saya yang masih kecil menderita penyakit di tenggorokan. Saya membawanya ke beberapa rumah sakit. Saya menceritakan panyakitnya kepada banyak dokter, namun tidak ada hasilnya. Dia belum juga sembuh, bahkan sakitnya bertambah parah. Hampir saja saya ikut jatuh sakit karena sakit anak perempuan saya yang mengundang iba semua keluarga. Akhirnya dokter memberinya suntikan untuk mengurangi rasa sakit, hingga kami putus asa dari semuanya kecuali dari rahmat Allah Ta’ala. Hal itu berlangsung sampai datangnya sebuah harapan dan dibukanya pintu kelapangan. Seorang shalih menghubungi saya dan menyampaikan sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Obatilah orang sakit di antara kalian dengan sedekah”. (HR. Abu Dawud, dihasankan oleh al-Albani). Saya berkata, “Saya telah banyak bersedekah”. Ia pun menjawab, “Bersedekahlah kali ini dengan niat untuk kesembuhan anak perempuanmu”. Saya pun mengeluarkan sedekah sekedarnya untuk seorang fakir, namun tidak ada perubahan. Saya kemudian mengabarinya dan ia berkata, “Engkau adalah orang yang banyak mendapatkan nikmat dan karunia Allah Ta’ala, bersedekahlah sebanding dengan banyaknya hartamu”. Saya pun pergi pada kesempatan kedua, saya penuhi isi mobil saya dengan beras, ayam dan bahan-bahan sembako dan makanan lainnya dengan menghabiskan uang yang cukup banyak. Saya lalu membagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan dan mereka senang dengan sedekah saya. Demi Allah saya tidak pernah menyangka bahwa setelah saya mengeluarkan sedekah itu, anak saya tidak perlu disuntik lagi, anak saya sembuh total, walhamdulillah. Saya yakin bahwa faktor (yang menjadi sebab) paling besar yang dapat menyembuhkan penyakit adalah sedekah. Sekarang sudah berlalu tiga tahun, ia tidak merasakan penyakit apapun. Semenjak itu saya banyak mengeluarkan sedekah khususnya berupa wakaf. Setiap saat saya merasakan hidup penuh kenikmatan, keberkahan, dan sehat sejahtera baik pada diri pribadi maupun keluarga saya.


Saya mewasiatkan kepada semua orang sakit agar bersedekah dengan harta mereka yang paling mereka cintai, dan mengeluarkan sedekah terus menerus, niscaya Allah Ta’ala akan menyembuhkannya walaupun hanya sebagian penyakit. Saya yakin kepada Allah Ta’ala dengan apa yang saya ceritakan. Sungguh Allah Ta’ala tidak melalaikan balasan untuk orang yang berbuat baik.

Marilah saudaraku, pintu telah terbuka, tanda kesembuhan telah tampak di depanmu, bersedekahlah dengan sungguh-sungguh dan percayalah kepada Allah Ta’ala. Jangan seperti orang yang melalaikan resep yang mujarab ini, hingga ia tidak mengeluarkan sebagian hartanya untuk bersedekah lagi. Padahal bertahun-tahun ia menderita sakit dan mondar-mandir ke dokter untuk mengobati panyakitnya, dengan merogoh banyak uang dari sakunya.

Jika engkau telah mencoba resep ini dan engkau sembuh, jadilah orang yang selalu menolong orang lain dengan harta dan usahamu. Jangan engkau membatasi diri dengan sedekah untuk dirimu sendiri, namun obatilah penyakit orang-orang yang sakit dari keluargamu dengan sedekah. Jika engkau tidak sembuh total, maka ketahuilah bahwa engkau sebenarnya telah disembuhkan walaupun sedikit. Keluarkan sedekah lagi, perbanyak sedekah semampumu. Jika engkau masih belum sembuh, mungkin Allah Ta’ala memperpanjang sakitmu untuk sebuah hikmah yang dikehendakiNya atau karena kemaksiatan yang menghalangi kesembuhanmu. Jika demikian cepatlah bertaubat dan perbanyak doa di sepertiga malam terakhir.

Sedangkan bagi anda yang diberikan nikmat sehat oleh Allah Ta’ala, jangan tinggalkan sedekah dengan alasan engkau sehat. Seperti halnya orang yang sakit bisa sembuh maka orang yang sehat pun bisa sakit. Sebuah pepatah mengatakan, “Mencegah lebih baik dari mengobati”.

Apakah engkau akan menunggu penyakit hingga engkau berobat dengan sedekah? Jawablah..! kalau begitu bersegeralah bersedekah..!

Shadaqah Menyembuhkan Penyakit

Di antara problematika kehidupan yang banyak dihadapi manusia adalah ditimpa berbagai macam penyakit, baik jasmani maupun rohani. Dan untuk mengobati penyakit, beragam ikhtiar dan usaha dilakukan oleh manusia. Ada di antara manusia yang menyalahi syari'at Islam dalam melakukan ikhtiar, seperti mendatangi dukun, orang pintar dan paranormal. Namun banyak juga yang sadar tentang bahaya perdukunan, sehingga mereka pun berusaha mencari pengobatan dengan cara yang sesuai dengan syari'at Islam, seperti mendatangi dokter, berbekam, mengonsumsi habbatus sauda' (jinten hitam) dan madu, atau dengan cara ruqyah syar'iyyah.

Dalam tulisan kali ini akan dibahas tentang salah satu sebab syar'i untuk memperoleh kesembuhan, simak dan resapilah nasehat Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau telah bersabda, “Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan ber-shadaqah.” (Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih al-Jami')

Cobalah iringi ikhtiar dan usaha yang kita lakukan secara syar'i dalam mencari kesembuhan dengan bershadaqah dan tanamkanlah niat shadaqah tersebut di dalam hati kita agar Allah subhanahu wata’ala menyembuhkan penyakit yang sedang menimpa kita.

Sebab-Sebab Syar'i untuk Memperoleh Kesembuhan

Pertama: Melakukan ikhtiar secara Islami dan jangan melakukan ikhtiar yang terlarang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda, “Sesungguhnya Allah yang menciptakan penyakit dan obatnya, maka berobatlah kalian tapi jangan berobat dengan cara yang diharamkan” (Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah)

Kedua: Meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah subhanahu wata’ala adalah satu-satunya Dzat Yang Maha Menyembuhkan, sedangkan makhluk yang terlibat proses pengobatan seperti dokter, tabib, obat-obatan dan hal-hal yang terkait lainnya, itu semua hanyalah sarana menuju kesembuhan, dan buanglah sejauh mungkin keyakinan-keyakinan dan ungkapan-ungkapan yang menyimpang dari aqidah tauhid, seperti seseorang mengungkapkan perkataan setelah memperoleh kesembuhan, “Dokter Fulan memang hebat, obat itu memang manjur,” dan ungkapan-ungkapan keliru lainnya.


Ke tiga: Dekatkan diri dan tingkatkan ketaqwaan kepada Allah subhanahu wata’ala, serta mohonlah kepada-Nya ampunan atas dosa-dosa yang kita perbuat, karena salah satu hikmah Allah subhanahu wata’ala menurunkan penyakit pada diri kita adalah agar kita kembali ke jalan-Nya.

Ke empat: Bertawakkallah kepada-Nya dan berdo'alah selalu kepada Allah subhanahu wata’ala Dzat Yang Maha Menyembuhkan segala penyakit, agar penyakit segera diangkat dari diri kita dan janganah bosan untuk berdo'a, sebab kita tidak tahu kapan Dia menjawab do'a kita. Perhatikan sebab-sebab terkabulnya do'a serta penuhi syarat-syaratnya.

Ke lima: Bershadaqahlah semampu kita karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjanjikan kesembuhan melalui shadaqah, dan tepislah jauh-jauh anggapan bahwa bershadaqah itu mengurangi harta kita, justru Allah subhanahu wata’ala akan melipatgandakan harta kita. Dan niatkanlah shadaqah untuk memperoleh kesembuhan dari Allah subhanahu wata’ala.

Ke enam: Yakini dan tanamkan keyakin-an sedalam-dalamnya bahwa Allah subhanahu wata’ala akan menyembuhkan penyakit kita.

Kisah-Kisah Nyata Orang Sembuh Setelah Bershadaqah

Syaikh Sulaiman Bin Abdul Karim Al-Mufarrij berkata, “Wahai saudaraku yang sedang sakit, shadaqah yang dimaksudkan dalam hadits ini adalah shadaqah yang diniatkan untuk memperoleh kesembuhan, boleh jadi anda telah banyak melakukan shadaqah, tetapi hal itu tidak anda lakukan dengan niat untuk mendapatkan kesembuhan dari Allah subhanahu wata’ala, oleh karena itu coba anda lakukan sekarang dan tumbuhkanlah kepercayaan dan keyakinan bahwa Allah subhanahu wata’ala akan menyembuhkan diri anda. Isilah perut para fakir miskin hingga kenyang, atau santunilah anak yatim, atau wakafkanlah harta anda, atau melakukan shadaqah jariah, karena sesungguhnya shadaqah tersebut dapat mengangkat dan menghilangkan berbagai macam penyakit dan berbagai macam musibah dan cobaan, dan hal seperti itu sudah banyak dialami oleh orang-orang yang diberi taufiq dan hidayah oleh Allah subhanahu wata’ala, sehingga mereka memperoleh obat penawar yang bersifat rohani (termotivasi oleh keimanan, ketaatan dan keyakinan pada Allah subhanahu wata’ala) dan itu lebih bermanfaat daripada sekedar obat-obat biasa. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, juga telah melakukan pengobatan dengan metode pengobatan ruhaniyah ilahiyyah (yaitu pengobatan yang menitikberatkan pada aspek keimanan, ketaatan dan keyakinan pada Allah subhanahu wata’ala). Demikian juga dengan para generasi salafus shaleh, mereka juga selalu bershadaqah sesuai kadar sakit dan derita yang menimpa mereka, dan shadaqah yang mereka keluarkan adalah harta mereka yang sangat berkualitas. Wahai saudaraku yang sedang sakit janganlah anda bakhil terhadap diri anda sendiri, sekaranglah waktunya untuk shadaqah.” (Shifatun 'Ilaajiyyah Tuzilu Al-Amraadh bi Al-Kulliyyah)

Kisah Pertama: Ada seseorang bertanya kepada Abdullah Bin Mubarak rahimahullah, tentang penyakit di lututnya yang telah diderita semenjak tujuh tahun. Dia telah melakukan bermacam usaha untuk mengobatinya dan telah bertanya kepada para dokter, tetapi belum merasakan hasil manfaatnya. Maka Abdullah Bin Mubarak rahimahullah, berkata kepadanya, “Pergilah anda mencari sumber air dan galilah sumur di situ karena orang-orang membutuh-kan air! Aku berharap ada air yang memancar di situ, maka orang itu pun melakukan apa yang disarankan oleh beliau, lalu dia pun sembuh.” (Kisah ini dikutip dari Shahih At-Targhib)

Kisah Ke dua: Ada seseorang yang diserang penyakit kanker. Dia sudah keliling dunia untuk mengobati penya-kitnya, tetapi belum memperoleh kesembuhan. Akhirnya dia pun bershadaqah kepada seorang ibu yang memelihara anak yatim, maka melalui hal itu Allah subhanahu wata’ala menyembuhkan dia.



Kisah Ke tiga: Kisah ini langsung diceritakan oleh orang yang menga-laminya kepada Syaikh Sulaiman Bin Abdul Karim Al-Mufarrij, Dia berkata kepada beliau, “Saya mem-punyai seorang putri balita yang menderita suatu penyakit di sekitar tenggorokannya. Saya telah keluar masuk ke beberapa rumah sakit dan sudah konsultasi dengan banyak dokter, namun tidak ada hasil apa pun yang dirasakan. Sedangkan penyakit putriku tersebut semakin memburuk, bahkan untuk menghadapi penyakitnya tersebut, hampir-hampir saya ini yang jatuh sakit dan perhatian seluruh anggota keluarga tersita untuk mengurusinya. Dan yang bisa kami lakukan hanya memberikan obat untuk mengurangi rasa sakitnya saja. Kalaulah bukan karena rahmat Allah subhanahu wata’ala rasa-rasanya kami sudah putus asa olehnya. Namun apa yang di angan-angankan itu pun datang dan terkuaklah pintu kesulitan yang kami alami selama ini. Suatu hari ada seorang yang shalih menghubungiku lewat telephon lalu menyampaikan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan bershadaqah.” Saya katakan kepada orang shalih tersebut, sungguh saya sudah banyak bershodaqoh! Lalu kata beliau kepadaku, “Bershadaqahlah kali ini dengan niat agar Allah subhanahu wata’ala menyembuhkan putrimu. Mendengar hal itu saya langsung mengeluarkan shadaqah yang sangat sederhana kepada seseorang yang fakir, namun belum ada perobahan pada putriku. Lalu hal itu saya sampaikan kepada orang shalih tersebut. Dia pun mengatakan kepada saya, “Anda adalah orang yang banyak dapat nikmat dan punya banyak harta. Cobalah engkau bershadaqah dalam jumlah yang lebih banyak.” Setelah mendengar itu, maka saya pun mengisi mobil saya sepenuh-penuhnya dengan beras, lauk pauk, dan bahan makanan lainnya, lalu saya bagi-bagikan langsung kepada orang-orang yang membutuh-kannya, sehingga mereka sangat senang menerimanya. Dan demi Allah (saya bersumpah) saya tidak akan lupa selama-lamanya, ketika shadaqah tersebut selesai saya bagi-bagikan, Alhamdulillah putriku yang sedang sakit tersebut sembuh dengan sempurna. Maka saat itu saya pun menyakini bahwa di antara sebab-sebab syar'i yang paling utama untuk meraih kesembuhan adalah shadaqah. Dan sekarang atas berkat karunia dari Allah subhanahu wata’ala putriku tersebut telah tiga tahun tidak mengalami sakit apa pun, Dan mulai saat itulah saya banyak-banyak mengeluarkan shodaqoh terutama mewakafkan harta saya pada hal-hal yang baik, dan (Alhamdulillah) setiap hari saya merasakan nikmat dan kesehatan pada diri saya sendiri maupun pada keluarga saya serta saya juga merasakan keberkahan pada harta saya.
TERAPI BEKAM UNTUK STROKE

Stroke merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit jantung. Saat ini kejadian stroke 1:6, artinya satu diantara 6 orang akan terserang stroke. Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak), yaitu penyakit yang menyerang pembuluh darah di otak, yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) . Hal ini terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak, dimana fungsi darah adalah membawa oksigen ke otak. Sedangkan oksigen sendiri berfungsi memberikan kehidupan bagi otak. Dengan berkurangnya oksigen ke otak menyebabkan kerusakan dari susunan saraf di otak.

Kehilangan oksigen di otak sekitar 7sampai 10 detik saja sudah dapat menyebabkan gangguan fungsi otak. Bila lebih lama dari 6-8 menit, bisa terjadi jejas (luka) yang tidak dapat dipulihkan (irreversible, permanen), bahkan bisa berakhir dengan kematian. Atau kalau tidak meninggal, akan menyisakan kecacatan yang menetap. Nah, bila yang terserang adalah bagian otak yang berpartisipasi dalam fungsi bicara, maka penderitanya menjadi tidak mampu berbicara atau pelo. Bila yang terserang bagian motorik otak, maka penderita tidak bisa menggerakkan tangan atau kakinya. Demikian juga bila bagian-bagian lain yang terganggu, dapat mengakibatkan penderitanya kehilangan fungsi tubuh yang lainnya.

Secara garis besar, stroke dibagi menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemik dan stroke hemorragik.

Disebut stroke iskemik, atau infark otak, atau stroke sumbatan, karena penyebabnya adalah sumbatan. Pada stroke jenis ini, aliran darah ke otak terhenti karena adanya sumbatan aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah), atau oleh bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah yang ke otak (stroke trombosis) . Selain itu, kotoran darah (embolus) yang terlepas dari jantung atau dari pembuluh darah arteri ekstrakranial (pembuluh darah arteri yang berada di luar kepala), yang terlepas dan menuju ke satu atau beberapa pembuluh darah di dalam kepala (Otak), dan menyumbat pembuluh darah disana (stroke emboli)..

Jenis stroke yang kedua adalah stroke hemorragik atau stroke perdarahan, karena pada stroke ini selalu terjadi perdarahan di dalam jaringan otak dan di ruang sub-araknoid otak .Pada stroke ini, pembuluh darah di otak pecah, sehingga darah merembes ke dalam suatu daerah di otak atau di sub-araknoid otak dan merusaknya. Ini adalah jenis stroke yang mematikan. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi. Dan lebih dari separuhnya meninggal dunia.

Darah yang pecah tadi dapat merembes ke dalam jaringan otak. Keadaan ini disebut perdarahan di dalam otak, atau perdarahan intraserebrum atau intracerebral hemorrage. Dan bila darah merembes ke dalam ruang sub-araknoid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak, maka disebut sebagai perdarahan sub-araknoid atau sub-arachnoid hemorrage. Darah yang keluar dari pembuluh yang bocor itu kemudian mengenai jaringan otak dan sekitarnya, sehingga menimbulkan kerusakan. Selain itu, sel-sel otak pada bagian lain dari bocoran atau pecahan itu juga akan mengalami kekurangan darah dan kerusakan.

Pemicu stroke hemoragik adalah pembengkakan di salah satu bagian pembuluh darah yang lemah. Kelemahan itu bisa disebabkan faktor bertambahnya usia, keturunan (orang tuanya pernah stroke), dan tekanan darah tinggi (hipertensi).

Meski kasusnya lebih sedikit dibandingkan stroke iskemik, stroke hemoragik sering mengakibatkan kematian. Biasanya sekitar 50 persen kasus stroke hemoragik akan berujung kematian, sedangkan pada stroke iskemik hanya 20 persen.

Mengenal tanda stroke

Tanda yang muncul pada stroke perdarahan berbeda dengan sumbatan. Pada stroke hemoragik pasien akan merasakan nyeri kepala yang hebat diikuti dengan kelumpuhan, tidak sadar atau sekedar hanya penurunan kesadaran, atau kejang. Sedangkan pada sumbatan akan muncul tanda: cara berjalan yang tidak seimbang, cara berbicara yang tidak jelas atau pelo (cedal) atau sama sekali tidak bisa bicara, Tidak kuat mengangkat lengan untuk meraih benda tertentu, munculnya bidang pandang yang gelap, baik pada seluruh atau hanya tepi-tepi bidang pandang. Jika melihat sesuatu, tepi pinggir pandangan terasa gelap. Kadang didahului nyeri kepala hebat.



Bekam pada pasien stroke

Penanganan awal pasien stroke sebaiknya di Rumah Sakit, Di sini akan diberikan oksigen dan dipasang infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan, dipantau tekanan darahnya, dirawat buang air besar dan kecilnya, dijaga asupan gizinya, penyakit lain yang menjadi pencetus strokeya diobati, Yang paling penting adalah di Rumah Sakit akan dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah termasuk stroke sumbatan atau stroke perdarahan, dicari penyebab perdarahannya, lokasi mana di otak yang terserang, apakah cukup dengan obat atau operasi.

Stroke sumbatan mempunyai golden periode selama tiga jam untuk ditangani, sebab bila melewati 3 jam dan otak belum mendapatkan pengobatan, maka otak akan mati. Sedangkan untuk stroke perdarahan tidak ada golden periode. Sebab perdarahan bisa terjadi di dalam maupun di luar otak, sehingga berkurangnya suplai darah ke otak bisa lebih cepat, sehingga kemungkinan pasien meninggal lebih besar.Bekam boleh dilakukan setelah kondisi pasien stabil. Minimal seminggu setelah pasien mendapatkan pengobatan medis, baru boleh dibekam.

Karena pengobatan stroke tidak bisa hanya dengan satu model pengobatan saja, maka perlu dikombinasikan dengan pengobatan medis, herbal, bekam, akupungtur, rehabilitasi, fisioterapi, dan lain-lainya untuk mengembalikan fungsi tubuh yang rusak.

Umumnya pasien stroke datang ke pengobatan bekam ketika sudah melakukan berbagai upaya pengobatan dan tidak ada hasilnya. Karena biasanya mereka datang beberapa bulan setelah serangann, maka bekam bisa langsung dilakukan.

Titik bekam yang utama untuk stroke adalah Ummu Mughits dan Kahil, karena kedua titik ini bersifat general. Karena penyebabnya adalah gangguan di ginjal dan hati (menurut kedokteran tradisional), maka bisa ditambahkan titik hati dan ginjal sebagai titik causative. Untuk kecacatan seperti kelumpuhan lengan atau kaki, wajah perot, gangguan bicara, bisa dibekam dibagian tubuh yang mengalami kelumpuhan, dan titik bekam lainnya sesuai tempat yang mengalami kecacatan (simptomatif point).

sedekah yang paling afdol


Sedekah Yang Paling Afdhol

Dalam sebuah hadits terdapat penjelasan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengenai aktifitas bersedekah yang paling utama alias afdhol.
Tidak semua bentuk bersedekah bernilai afdhol. Bagi orang yang berusia muda dan sedang energik tentunya bersedekah memiliki nilai lebih tinggi di sisi Allah daripada bersedekahnya seorang yang telah lanjut usia, sakit-sakitan, dan sudah menjelang meninggal dunia.
Untuk itulah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam memberikan gambaran kepada ummatnya mengenai sedekah yang paling afdhol.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ حَرِيصٌ
تَأْمُلُ الْغِنَى وَتَخْشَى الْفَقْرَ وَلَا تُمْهِلْ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ
قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانٍ
“Seseorang bertanya kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling afdhol?” Beliau menjawab: “Kau bersedekah ketika kau masih dalam keadaan sehat lagi loba, kau sangat ingin menjadi kaya, dan khawatir miskin. Jangan kau tunda hingga ruh sudah sampai di kerongkongan, kau baru berpesan :”Untuk si fulan sekian, dan untuk si fulan sekian.” Padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli waris).” (HR Bukhary)
Coba lihat betapa detilnya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan ciri orang yang paling afdhol dalam bersedekah. Sekurangnya kita temukan ada empat kriteria: (1) Dalam keadaan sehat lagi loba alias berambisi mengejar keuntungan duniawi; (2) dalam keadaan sangat ingin menjadi kaya; (3) dalam keadaan sangat khawatir menjadi miskin dan (4) tidak dalam keadaan sudah menjelang meninggal dunia dan bersiap-siap membuat aneka wasiat soal harta yang bakal terpaksa ditinggalkannya.
Pertama, orang yang paling afdhol dalam bersedekah ialah orang yang dalam keadaan sehat lagi loba alias tamak alias berambisi sangat mengejar keuntungan duniawi.
Artinya, ia masih muda lagi masa depan hidupnya masih dihiasi aneka ambisi dan perencanaan untuk menjadi seorang yang sukses, mungkin dalam karirnya atau bisinisnya.
Dalam keadaan seperti ini biasanya seseorang akan merasakan kesulitan dan keengganan bersedekah karena segenap potensi harta yang ia miliki pastinya ingin ia pusatkan dan curahkan untuk modal menyukseskan berbagai perencanaan dan proyeknya.
Dengan dalih masih dalam tahap investasi, maka ia akan selalu menunda dan menunda niat bersedekahnya dari sebagian harta yang ia miliki. Karena setiap ia memiliki kelebihan harta sedikit saja, ia akan segera menyalurkannya ke pos investasinya.
Setiap uang yang ia miliki segera ia tanam ke dalam bisnisnya dan ia katakan ke dalam dirinya bahwa jika ia bersedekah dalam tahap tersebut maka sedekahnya akan terlalu sedikit, lebih baik ditunda bersedekah ketika nanti sudah sukses sehingga bisa bersedekah dalam jumlah ”signifikan” alias berjumlah banyak. Akhirnya ia tidak kunjung pernah mengeluarkan sedekah selama masih dalam masa investasi tersebut.
Kedua, bersedekah ketika dalam keadaan sedang sangat ingin menjadi kaya. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam seolah ingin menggambarkan bahwa orang yang dalam keadaan tidak ingin menjadi kaya berarti bersedekahnya kurang bernilai dibandingkan orang yang dalam keadaan berambisi menjadi kaya. Sebab bila seorang yang sedang berambisi menjadi kaya bersedekah berarti ia bukanlah tipe orang yang hanya ingin menikmati kekayaan untuk dirinya sendiri.
Ia sejak masih bercita-cita menjadi kaya sudah mengembangkan sifat dan karakter dermawan. Hal ini menunjukkan bahwa jika Allah izinkan dirinya benar-benar menjadi orang kaya, maka dalam kekayaan itu dia bakal selalu sadar ada hak kaum yang kurang bernasib baik yang perlu diperhatikan.
Sekaligus kebiasaan bersedekah yang dikembangkan sejak seseorang baru pada tahap awal merintis bisnisnya, maka hal itu mengindikasikan bahwa si pelaku bisnis itu sadar sekali bahwa rezeki yang ia peroleh seluruhnya berasal dari Yang Maha Pemberi Rezeki, Allah Ar-Razzaq.
Hal ini sangat berbeda dengan orang kaya dari kaum kafir seperti Qarun, misalnya. Qarun adalah tokoh kaya di zaman dahulu yang di dalam meraih keberhasilan bisnisnya menyangka bahwa kekayaan yang ia peroleh merupakan buah dari kepiawaiannya dalam berbisnis semata.
Ia tidak pernah mengkaitkan kesuksesan dirinya dengan Yang Maha Pemberi Rezeki, Allah swt.
قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِ
“Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku".(QS Al-Qshshash ayat 78)
Ketiga, sedekah menjadi afdhol bila si pemberi sedekah berada dalam keadaan khawatir menjadi miskin. Walaupun ia dalam keadaan khawatir menjadi miskin, namun hal ini tidak mempengaruhi dirinya. Ia tetap berkeyakinan bahwa bersedekah dalam keadaan seperti itu merupakan bukti ke-tawakkal-annya kepada Allah.
Ia sadar bahwa jika Allah kehendaki, maka mungkin sekali dirinya menjadi kaya atau menjadi miskin. Itu terserah Allah. Yang pasti keadaan apapun yang dialaminya tidak mempengaruhi sedikitpun kebiasaannya bersedekah.
Ia sudah menjadikan bersedekah sebagai salah satu karakter penting di dalam keseluruhan sifat dirinya. Persis gambarannya seperti orang bertaqwa di dalam Al-Qur’an:
أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ
”... yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit.” (QS Ali Imran ayat 133-134)
Keempat, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sangat mewanti-wanti agar jangan sampai seseorang baru berfikir untuk bersedekah ketika ajal sudah menjelang. Sehingga digambarkan oleh beliau bahwa orang itu kemudian baru menyuruh seorang pencatat menginventarisasi siapa-siapa saja fihak yang berhak menerima harta miliknya yang hendak disedekahkan alias diwasiatkan.
Ini bukanlah bentuk bersedekah yang afdhol. Sebab pada hakikatnya, seorang yang bersedekah ketika ajal sudah menjelang, berarti ia melakukannya dalam keadaan sudah dipaksa oleh keadaan dirinya yang sudah tidak punya pilihan lain.
Bila seseorang bersedekah dalam keadaan ia bebas memilih antara mengeluarkan sedekah atau tidak, berarti ia lebih bermakna daripada seseorang yang bersedekah ketika tidak ada pilihan lainnya kecuali harus bersedekah.
Itulah sebabnya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam lebih menghargai orang yang masih muda lagi sehat bersedekah daripada orang yang sudah tua dan menjelang ajal baru berfikir untuk bersedekah.
Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa bersedekah yang paling afdhol. Terimalah, ya Allah, segenap infaq dan sedekah kami di jalanMu. Amin.-

Jumat, 20 Januari 2012



SEMBUHKAN PENYAKIT DENGAN SEDEKAH AIR


Sabda Rasulullah SAW.,
Barang siapa menggali sumur air, maka tidak ada hati yang kering dari kalangan jin, manusia, dan burung yang meminumnya, kecuali karenanya Allah memberi pahala kepadanya pada hari kiamat. (HR. Ibnu Hibban)

Seorang lelaki menderita penyakit kronis. Sudah tujuh tahun lututnya luka mengeluarkan darah. Tak sembuh-sembuh. Berbagai obat sudah dicoba untuk dimakan, ditempelkan. Tetap saja. Puluhan tabib telah didatangi. Belum ada perubahan.

Ia bertanya kepada Ibnu Mubarak, seorang ulama tabi'in (yang pernah bertemu dengan sahabat Nabi SAW.) Maksudnya untuk memohon nasihat "spiritual".

"Pergilah ke suatu tempat di mana orang menderita kekeringan. Sangat membutuhkan air. Galilah sumur di sana. Semoga, atas perkenan Allah SWT., ada mata air memancar dan menahan aliran darah di lututmu," Ibnu Mubarak menyarankan.

Maka pergilah ia ke tempat yang sedang krisis air. Penduduk setempat sangat menderita. Mereka menggunakan sisa-sisa air apa saja yang masih ada. Termasuk genangan air selokan yang kotor berlumpur.

Lelaki penyandang sakit lutut berdarah itu pun segera mencari para tukang gali sumur. Membiayai mereka sepenuhnya, dengan upah lebih mahal. Dalam tempo beberapa hari sumur selesai dan menyemburkan air bersih. Penduduk setempat amat bergembira. Kini tak akan lagi kekeringan, karena telah mendapat sumur berair subur.

Bersamaan dengan itu, atas kehendak Allah SWT., darah di lutut lelaki itu berhenti mengalir. Segera ia pun melakukan sujud syukur. Ia gembira mendapat dua keuntungan sekaligus. Membebaskan penduduk dari krisis air, juga mendapat kesembuhan atas penyakitnya.***

Dari "Al Matjarur Rabih fi Tsawabil Amalish Shalih" Al Hafidz Abul Hasan ad Dimyati.