Senin, 24 September 2012

Penyakit masyarakat Islam

Penyakit di Masyarakat Islam karena tidak mengikuti Pola hidup Nabi Muhammad S.A.W dan juga tanggung jawab dokter di Indonesia


Penyakit di masyarakat Islam indonesia mengalami berbagai perkembangan bertambah tinggi angka yang sakit , Para muslim di Indonesia sekarang mulai banyak mengeluhkan biaya pengobatan yang tinggi tetapi mereka tidak mengeluhkan ketidaktahuan mereka bagaimana mencegah penyakit yang sudah diberikan Rasul Muhammad S.A.W . Saya maklumin karena guru – guru agama mereka tidak bisa menjelaskan secara rinci bagaimana menjaga kesehatan menurut Nabinya, mungkin karena tidak ada waktu dikarenakan banyak bidang yang lebih penting yang dibahas dalam pondok – pondok ,apalagi di Indonesia bisa di hitung dengan jari berapa banyak kegengsian dokter muslim di Indonesia untuk membantu menyehatkan masyarakat dengan menganjurkan Pola hidup sehat Nabi Muhammad S.A.W dengan berbagai alasan tidak bisanya seperti kesibukan , semua manusia mempunyai kesibukan tetapi para dokter haruslah membuka cakrawala baru dalam otak – otak modern mereka terhadap pola Hidup sehat Nabi Muhammad S.A.W yang tidak perlu disangkal lagi mempunyai khasiat lebih baik dalam pencegahan dan pengobatan penyakit apapun. Masyarakat di Indonesia dengan mayoritas muslim membutuhkan para dokter – dokter yang mempunyai jiwa Islami bukan hanya ktp aja tetapi dalam mengobati tidak membawa pesan Rasul ke ummatnya dalam menjaga kesehatan. Belajar , belajarlah tentang Islam dan kesehatan bagi para dokter Islam biarpun itu specialis apapun agar yang mengaku sebagai orang Islam harus membawa misi kesehatan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad S.A.W dan jangan terus diributkan dengan Kemewahan dunia, gemerlap dunia detailer , kesombongan sebagai specialis karena masyarakat yang tidak mampu masih banyak di Indonesia dan mereka membutuhkan suatu pencegahan penyakit yang murah meriah , dan itu ada di ajarkan semua oleh Nabi Muhammad S.A.W .
Kembali kepada penyakit yang disebabkan pola hidup yang salah pada masyarakat Islam. Kehidupan setiap hari tidak terlepas dari yang namanya ancaman penyakit, tetapi bagaimana agar penyakit bisa dicegah dan bisa di jaga setiap waktu agar dalam melakukan aktivitas setiap hari dapat sehat. Masyarakat sekarang memang tidak bisa kita salahkan karena ilmu mereka sangat rendah , apalagi sekarang kuliah semakin mahal dan Insya Allah kedepan semakin banyak orang bodoh di Indonesia karena tingginya biaya kuliah dan hanya orang – orang berduit yang bisa sekolah tinggi. Ke intelektualan memang dibutuhkan tetapi pendalaman mengenai kesehatan juga harus dipelajari , orang tua disibukkan dengan mencari uang istri dan suami dengan alasan biaya yang tidak mencukupi dan akhirnya anak yang menjadi korban , sering sakit karena tidak mendapat perhatian ibunya yang mencari uang, jadinya anak tidak ada orang tua kalau dilihat dan hanya sebagai momok bagi para ibu karena takut tidak bisa makan , padahal Allah telah menjamin makhluknya. Kasus penyakit semakin tinggi karena kebiasaan makan diluar rumah dengan hampir 90 % memakai penyedap rasa dan akhirnya banyak kejadian Penyakit dengan beraneka ragam karena mencari praktisnya saja, andai masyarakat di Indonesia membiasakan membuat makanan di rumah dan jarang makan diluar maka kesehatan lebih terjaga. Banyak pola hidup Nabi Muhammad yang perlu ditiru agar penyakit dapat dicegah , dan bab menjaga kesehatan dengan pola nabi akan dihadirkan dalam bab tersendiri di web ini.

Minggu, 16 September 2012

Khasiat Bekam Bagi Penderita Diabet



Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit/ gangguan metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah (hiperglikemia) yang disebabkan oleh kurangnya produksi atau gangguan kerja (penurunan efektifitas) hormon insulin atau karena kedua-duanya. Penyakit DM dibagi dalam dua jenis. Pertama, DM tipe 1 atau yang disebabkan oleh rusaknya sel β (Beta) pankreas sebagai “pabrik” pembuat insulin. Kedua, DM tipe 2, tipe ini merupakan gangguan yang sifatnya heterogen, pada beberapa kasus akibat gangguan fungsi sel β, namun paling banyak disebabkan oleh gangguan kerja (resistensi) insulin pada sel-sel dalam jaringan tubuh.

Keberadaan penyakit diabetes tidak lepas dari peran zat besi (Fe) dalam darah. Sifat molekul besi yang tidak stabil berpotensi menghasilkan berbagai bentuk radikal bebas yang membahayakan atau merusak sel-sel tubuh. Hasil pengamatan terhadap peningkatan frekuensi penyakit diabetes pada orang-orang yang menderita hemochromatosis menunjukkan bahwa kelebihan (overload) besi dalam tubuh berperan dalam muncetuskan penyakit diabetes. Hemochromatosis adalah suatu kelainan genetik yang mengakibatkan kelebihan besi dalam tubuh. Akan tetapi, apa pun penyebab dari overload besi, baik karena penyakit genetik atau pun bukan, ternyata menyebabkan peningkatan diabetes.
Peran besi dalam menyebabkan penyakit diabetes ditunjukkan oleh dua hal, Pertama: terjadinya peningkatan kejadian diabetes pada orang-orang yang kelebihan besi, apapun penyebabnya. Kedua: adanya perbaikan penyakit diabetes setelah membuang kelebihan besi dengan obat-obatan yang dapat mengikat besi.
Orang-orang yang sering menjalani transfusi darah karena penyakit tertentu, seringkali mengalami overload besi dalam tubuhnya. Pada kelompok ini terdapat peningkatan kejadian diabetes. Walau mekanisme zat besi dapat mempercepat terjadinya diabetes belum diketahui secara pasti, namun dugaan tersebut kemungkinan berhubungan dengan tiga mekanisme kunci, yaitu:
1. Defisiensi (kekurangan insulin)
2. Resistensi insulin (gangguan kerja insulin).
Maksudnya, meskipun insulin terdapat dalam darah dalam jumlah yang cukup, akan tetapi tidak mampu mendorong glukosa dalam darah untuk masuk ke dalam sel-sel tubuh. Akibatnya, kadar glukosa dalam darah tetap tinggi. Sebaliknya, apabila suatu sel sangat berespon tarhadap adanya insulin, maka kondisi ini disebut dengan “sensitif” terhadap insulin (insulin sensitivity).
3. Disfungsi (kerusakan) hati (hepar).
Overload besi dan munculnya radikal bebas akan menyebabkan kerusakan sel β pankreas yang berfungsi menghasilkan hormon insulin. Akibatnya, terjadi penurunan produksi insulin. Karena produksinya berkurang, maka otomatis sekresi (pengeluaran) ke dalam darah juga berkurang.
Adapun mekanisme terjadinya resistensi insulin, diduga terjadi secara langsung atau melalui rusaknya fungsi hepar (hati). Selain itu, adanya pengendapan besi dalam otot akan menurunkan penyerapan glukosa karena terjadi kerusakan pada otot tersebut. Sebaliknya, insulin justru meningkatkan penyerapan besi, sehingga terjadilah lingkaran yang menyebabkan terjadinya resistensi insulin. Selain bertanggung jawab pada terjadinya penyakit diabetes, besi juga bertanggung jawab pada timbulnya berbagai komplikasi penyakit diabetes, diantaranya penyakit ginjal dan penyakit kardiovaskuler.
“Keberadaan penyakit diabetes tidak lepas dari peran zat besi (Fe) dalam darah. Sifat molekul besi yang tidak stabil berpotensi menghasilkan berbagai bentuk radikal bebas yang membahayakan atau merusak sel-sel tubuh.”
Penelitian hasil kerjasama dua institusi pendidikan kedokteran di Spanyol, yaitu University Hospital of Girona “ Dr. Josep Trueta” dan University Miguel Hernandez mencoba menilai sensitifitas insulin dan sekresi (pengeluaran) insulin setelah dilakukan pembekaman dengan interval empat bulan pada pasien diabetes tipe 2 yang memiliki kadar serum feritin (besi yang tersimpan dalam sel tubuh) berkadar tinggi, yaitu kadarnya > 200 ng/ mL. Penelitian menitikberatkan untuk melihat pengaruh hijamah (bekam) terhadap control metabolic, sekresi insulin, dan kerja insulin pada pasien diabetes dengan kadar feritin yang tinggi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilihat efek pembuangan besi (iron depletion) terhadap parameter-parameter tersebut.
Pasien dibagi dalam dua kelompok, pertama (grup 1) yang berjumlah 13 pasien, dilakukan pembekaman dengan jangka waktu 2 minggu, setiap kali pembekaman diambil 500 mL darah. Total pembekaman yang dilakukan terhadap grup 1 sebanyak 3 kali. Kedua (grup 2) yang berjumlah 15 pasien adalah kelompok kontrol yang tidak mendapatkan Diterapi pembekaman. Seluruh pasien (grup 1 dan grup 2) tetap mendapatkan terapi seperti biasanya dengan insulin, obat-obat anti-diabetes, dan olah raga selama periode penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa serum feritin, transferin (protein yang berfungsi untuk mengikat atau membawa besi di dalam darah), saturation index, dan kadar hemoglobin turun pada pasien yang mendapatkan terapi hijamah (grup 1). Selain itu, kadar HBA1C juga turun secara bermakna pada pasien grup 1. Didapatkan pula peningkatan sensitivitas insulin pada grup 1 dibandingkan grup 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hijamah dapat berperan sebagai terapi tambahan pada pasien diabetes tipe 2 dengan peningkatan konsentrasi serum feritin.
Penelitian lainnya dari institusi yang sama dengan penelitian sebelumnya, yaitu untuk menguji hipotesis bahwa pembuangan besi yang bersirkulasi dalam darah dengan hijamah akan memperbaiki kerusakan pembuluh darah pada pasien diabetes tipe 2 dan pada pasien dengan peningkatan konsentrasi serum feritin.
Pada penelitian ini, pasien diabetes dengan kadar serum feritin > 200 ng/ mL dibagi dalam 2 kelompok seperti pada penelitian sebelumnya. Reaktivitas pembuluh darah dinilai pada awal penelitian, serta pada 4 dan 12 bulan berikutnya.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pembuangan besi dengan hijamah dapat memperbaiki kerusakan pembuluh darah pada pasien diabetes tipe 2 dengan kadar serum feritin yang tinggi. Perbaikan ini sejalan (paralel) dengan penurunan kadar besi dalam tubuh yang ditandai dengan turunnya kadar serum feritin pada pasien grup 1.
Penjelasan efek hijamah ini menunjukkan bahwa kelebihan besi menyebabkan perubahan dini pada struktur dan fungsi pembuluh darah manusia, yang ditandai dengan hipertrofi (penebalan) dinding pembuluh darah. Hipertofi ini dapat diperbaiki dengan menurunkan kadar besi dalam darah melalui proses hijamah. Dalam penelitian ini, ditemukan adanya peningkatan dilatasi (pelebaran) pembuluh darah setelah kadar besi diturunkan dengan hijamah. Sehingga, pembuangan besi dapat meningkatkan kelenturan (distensibilitas) pembuluh darah.
Penelitian yang hampir sama dengan 2 penelitian di atas juga dilaksanakan institusi lain di Eropa oleh para peneliti dari San Filippo Neri Hospital (Italia), Bambino Gesu Hospital dan Research Institute (Italia) yang berlangsung selama dua tahun.
Penelitian ini bertujuan mengetahui efek hijamah terhadap sekresi dan sensitivitas insulin, parameter-parameter dalam darah, kadar besi dalam hati (liver ion content/ LIC), dan perubahan kerusakan jaringan hati. Subjek Penelitian adalah pasien yang baru saja terdiagnosis diabetes yang memiliki kelainan genetik tertentu yang menyebabkan tingginya kadar besi dalam tubuh.
Hijamah dilakukan setiap dua minggu, masing-masing dengan mengeluarkan darah sebanyak 450 mL. Volume darah dikembalikan ke jumlah semula dengan memberikan larutan fisiologis. Data sebelum dan sesudah dua tahun terapi dengan hijamah diambil untuk dibandingkan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbaikan dalam beberapa parameter metabolisme. Kadar feritin dan besi turun. Parameter lain seperti kadar kolesterol, trigliserida (Lemak), glukosa puasa, kadar enzim-enzim tertentu seperti lactate Dehydrogenase (LDH), aspartate aminotransferase (AST) atau yang lebih dikenal dengan glutamic-oxaloacetate transaminase (SGOT), alanine aminotransferase (ALT) atau yang lebih dikenal dengan glutamic-pyruvate transaminase (SGPT), dan gamma-glutamyltransferase (γ-GT) dimana enzim-enzim ini merupakan penanda terjadinya kerusakan pada hati, juga mengalami perbaikan dengan peningkatan sekresi insulin, peningkatan pengambilan glukosa oleh sel-sel tubuh, dan peningkatan sensitifitas terhadap insulin.
Dari penelitian-penelitian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa terapi hijamah bermanfaat terhadap pasien diabetes mellitus, terutama yang memiliki kadar besi yang tinggi. Penelitian-penelitian ini telah membuka suatu harapan baru di masa mendatang akan meningkatnya penerimaan masyarakat secara umum terhadap bekam serta memberi harapan baru bagi pasien diabetes mellitus.
Oleh: dr. M. Saifudin Hakim (Staf Pengajar Bagian Mikrobiologi, FK UGM, Yogyakarta)
Disarikan dari: Tabloid Bekam Edisi III/2011 Cetak Ulang (Siapa Bilang Diabet Tak Bisa Sembuh?).

Penyakit Ginjal dan Titik Bekam Untuk Menanganinya

Penyakit Ginjal dan Titik Bekam Untuk Menanganinya

Ginjal merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi fital bagi manusia. Gijal merupakan organ ekskresi yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Pada manusia normal, terdapat sepasang ginjal yang terletak dibelakang perut, atau abdomen. Ginjal tersebut terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa.
Pada orang dewasa, setiap ginjal memiliki ukuran 11 cm dan ketebalan 5 cm dengan berat sekitar 150 gram. Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125 cc fitrat glomerular per menitnya. Laju glomerular inilah yang sering dipakai untuk melakukan tes terhdap fungsi ginjal.

Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine.
Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.
Penyebab Gagal Ginjal
Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang di dedrita oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya :
  • Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
  • Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
  • Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)
  • Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
  • Menderita penyakit kanker (cancer)
  • Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease)
  • Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.
Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah: Kehilangan carian banyak yang mendadak (muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan Amiloidosis.
Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana funngsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal dua macam jenis serangan gagal ginjal, akut dan kronik.
Tanda dan Gejala Penyakit Gagal Ginjal
Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami penderita secara akut antara lain: Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah/darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah/Eritrosit, Sel Darah Putih/Lekosit, Bakteri.
Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik antara lain: Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan kurang, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi.
Segera priksakan diri ke dokter apabila menemui gejala-gejala yang mengarah pada kelainan fungsi ginjal. Penanganan yang cepat dan tepat adakn memperkecil resiko terkena penyakit ginjal tersebut.
(Dari berbagai sumber)

Titik Bekam


Pengobatan Ginjal 

 

Dasar Ilmiah Yang Mendasari Pada Terapi Bekam atau Al Hijamah


Beberapa aspek ilmiah tentang modus tindakan Al-Hijamah (Bekam Terapi) sebagai berikut:
Dr Naseer Saleh telah menulis bahwa, Al-Hijamah (bekam terapi) adalah proses untuk mengekstrak toksikosis nitrat pada manusia yang terjadi melalui metabolisme enterohepatik nitrat menjadi amonia, dengan nitrit menjadi menengah. Nitrit mengoksidasi atom besi dalam hemoglobin dari besi ferrous (Fe2 +) untuk besi besi (Fe3 +).
Seorang Dokter Mesir Dr Sahbaa telah menulis bahwa diberikannya Bekam ditandai perbaikan pada kondisi klinis pasien terutama skala analog visual dari rasa sakit, secara signifikan mengurangi tanda laboratorium aktivitas penyakit dan kondisi selular memodulasi kekebalan tubuh terutama respon imun bawaan% sel NK dan respon imun selular adaptif SIL-2R. 

Dr Katase dari Osaka University menyatakan bahwa Hijama (bekam) mempengaruhi komposisi darah karena meningkatkan sel darah merah dan putih dan perubahan darah asam ke dalam darah basa atau netral, sehingga penyucian. Hal ini juga membersihkan tubuh iritasi akumulasi yang menyebabkan peradangan. 
Dalam British Medical Journal, 23 Februari 1924 P; 352, Dr Robert J. Simon (Prancis) telah menyimpulkan bahwa bekam layak tempat di terapi modern yang berdasarkan alasan berikut: 
Setelah melakukan bekam, kita amati bahwa pewarnaan perubahan kulit dari merah muda menjadi merah gelap yang jelas, karena ekstravasasi darah dari kapiler ke dalam daging. Ini darah jatuh ke dalam jaringan dalam pembusukan, yang butiran merah pecah dan mengatur gratis antitoxins yang menghamili mereka. Selain itu, kita amati polynucleosis yang luas, yang memungkinkan pasien untuk melawan patogen infeksius. Dalam operasi, bekam digunakan dalam pengobatan abses dalam, bisul, dan antraks setelah sayatan. Ini menarik masalah itu, hampir tanpa rasa sakit, dan memungkinkan penyembuhan luka cepat. 
Dalam Journal Internet Pengobatan Alternatif. 2007. Volume 4 Nomor 1, dinyatakan: Pada tingkat biologis, mirip dengan akupresur dan akupuntur, terapi dengan bekam bekerja merangsang atau mengaktifkan (1) sistem kekebalan tubuh, (2) enkephalin sekresi; (3) neurotransmitter rilis; (4) vasokonstriksi dan vasodilatasi, dan (5) gerbang untuk nyeri dalam SSP yang menafsirkan sensasi nyeri (NIH Konsensus Panel Pembangunan, 1998). Terakhir, diyakini bahwa stimulasi titik-titik bekam dapat menyebabkan nyeri gerbang kewalahan oleh meningkatnya frekuensi impuls, akhirnya mengarah ke penutupan gerbang dan karenanya penurunan nyeri (Oumeish, 1998; juga Cad, 1998). 
Dalam American Journal of Chinese Medicine, Vol. 36, No 1, p 42, telah ditulis bahwa mekanisme bekam basah didominasi oleh pengaruh dalam fungsi sistem syaraf, hematologi, dan kekebalan tubuh.
Dalam sistem saraf, efek utama adalah kemungkinan regulasi neurotransmiter dan hormon seperti serotonin (platelet), dopamin, endorfin, CGRP (Calcitoni-Gene Related Peptide) dan asetilkolin. Selain itu, tampaknya bahwa bekam basah memiliki efek pada muatan negatif dari sel-sel saraf. 
Dalam sistem hematologi, efek utama adalah melalui dua jalur kemungkinan:
(a) pengaturan koagulasi dan anti-koagulasi sistem (misalnya, penurunan tingkat unsur hematologi seperti fibrinogen), dan 
(b) penurunan HCT (Hematokrit ), diikuti dengan peningkatan aliran darah dan oksigenasi di organ akhir. Dalam sistem kekebalan tubuh, efek utama adalah kemungkinan melalui tiga jalur: 
(A) Iritasi dari sistem kekebalan tubuh dengan memproduksi peradangan buatan lokal, diikuti oleh aktivasi sistem saling melengkapi dan meningkatkan tingkat produk kekebalan tubuh seperti interferon dan TNF (Tumor Faktor Necrotizing); 
(B) Efek pada timus; 
(C) Pengendalian lalu lintas getah bening dan peningkatan aliran getah bening dalam pembuluh getah bening. Sekarang mari kita menghidupkan kembali Sunnah Nabi yang terlupakan Terkasih kami dan mendapatkan berkah Allah di dunia dan akhirat. 

MANDI AIR HANGAT SEBELUM BERBEKAM

Anjuran Mandi Air Hangat Sebelum dan Setelah Membekam

Anjuran sebelum Membekam diantaranya adalah:
  1. KOSONGKAN PERUT SEKITAR 2 – 5 JAM.
  2. TIDAK BOLEH TERLALU LAPAR/KENYANG.
  3. PERBANYAK MINUM, TERUTAMA MANIS DAN HANGAT, MISAL MINUM MADU ATAU SUSU, KECUALI ADA PANTANGAN KARENA ADA PENYAKIT TERTENTU SEPERTI DIABETES.
  4. TIDAK BOLEH TERLALU LELAH/CAPAI.
  5. SEBAIKNYA DIHINDARI PEMBEKAMAN LANGSUNG SESUDAH MANDI AIR DINGIN
  6. DIANJURKAN SEBELUM BEKAM MANDI AIR HANGAT
  7. LEBIH BAIK JIKA SEHARI SEBELUMNYA TIDAK BERHUBUNGAN SUAMI-ISTRI.
  8. MENYAMPAIKAN SEMUA KELUHAN ATAU SAKIT YANG DIRASAKAN AGAR HAJJAM (PENGHIJAMAH) DAPAT MENENTUKAN DENGAN TEPAT JENIS PENYAKITNYA. LEBIH BAIK LAGI KALAU ADA CATATAN MEDIS DARI DOKTER/ PUSKESMAS/RUMAH SAKIT.
  9. BERNIAT MENGAMALKAN SUNNAH NABI.
Dan setelah membekam dianjurkan:
  1. MINUM AIR MANIS, KECUALI BAGI YANG TERKENA DIABETES, LEBIH BAIK LAGI MERUPAKAN CAMPURAN AIR PUTIH, MADU, SUSU DAN HABBATUS SAUDA’.
  2. DIANJURKAN MANDI AIR HANGAT.
  3. BOLEH MAKAN KURANG LEBIH 1 JAM SESUDAH BEKAM, DENGAN MENGHINDARI MAKANAN DINGIN, ASIN, PEDAS DAN ASAM, BOLEH MAKAN MAKANAN KECIL/SEDIKIT.
  4. JANGAN LANGSUNG BEKERJA KERAS.
  5. ISTIRAHAT SECUKUPNYA, LEBIH BAIK LAGI TIDUR.
  6. MENGHINDARI BERJIMA’ SEHARI SETELAH DIBEKAM.
  7. MENGKONSUMSI HERBAL UNTUK KESEHATAN.
Kenapa? Kenapa setelah dan sebelum membekam pasien dianjurkan mandi air hangat. Berikut ini saya berikan kenapa mandi air hangat sangat dianjurkan sebelum dan setelah proses pembekaman. Diantaranya:
1. MEMBERSIHKAN BADAN
Air hangat lebih ampuh mengangkat kelebihan minyak dan kotoran yang menempel di permukaan kulit. Tidak hanya terasa lebih segar, kulit juga akan menjadi leih sehat ketika permukaannya bersih dari minyak dan kotoran.

2. MELANCARKAN PEREDARAN DARAH
Saat berendam di air hangat, peredaran darah di akan menjadi lebih lancar. Tidak hanya akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, peredaran darah yang lancar juga menstabilkan pengaturan suhu tubuh sehingga tidak mudah masuk angin.


3. MEMBUKA PORI-PORI KULIT
Air hangat akan membuka pori-pori kulit. Dikarenakan proses yang alamiah terjadi pada kulit ketika berada dalam temperatur yang di atas normal akan membuka pori-pori, dimana proses oksidasi (penyerapan oksigen) akan terjadi.

4. MENGHINDARI KULIT KERING